SOFTSKILL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PERANAN INDONESIA
DALAM KAA”
NAMA : SEPTIANI PERMATA
SARI
KELAS :
2EA32
NPM :
18213393
DOSEN : Bp Sri Waluyo
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya
Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk
memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan
munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan
senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja
sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain
terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas
antar bangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri
Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya
bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia.
Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada
unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara
sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa
Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara
Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif dikarenakan setelah
berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling
berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori
berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet
memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan
ketegangan dan untuk mewujudkan
perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan
Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di
Asia – Afrika. Bangsa-bangsa Asia – Afrika pada umumnya pernah menderita karena
penindasan imperialis barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia
berakhir, banyak negara di Asia – Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di
antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam dan Libya. Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di
kawasan Asia – Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia – Afrika yang telah merdeka juga tidak
melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Apalagi
jika mengingat masih banyak negara di Asia –Afrika yang belum merdeka. Rasa
setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA
mempunyai arti penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia – Afrika pada
khususnya maupun dunia pada umumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Singkat Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia -
Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, dicolombo, Ibukota Negara Sri Lanka.
Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 april – 2 mei 1954. Konferensi ini
mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut :
* Pandit Jawaharlat Nehru (Perdana Menteri
India)
* Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Sri
Lanka)
* Moh. Ali Jannah (Perdana Menteri Pakistan)
* U. Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar)
* Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri
Indonesia)
Konferensi Colombo ini
menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah kesepakatan untuk
menyelanggarakan Konferesi Asia - Afrika (KAA) dalam waktu dekat. Indonesia
disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Sebelum KAA dilaksanakan,
tanggal 28 -31 desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor,
Indonesia[2]. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir
pada Konferensi Colombo sebelumnya.dalam pertemuan ini disepakati beberapa hal
sebagai berikut:
* KAA diselenggarakan di Bandung pada tanggal
18-24 April 1955
* Menetapkan kelima negara peserta
Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor
* Menetapkan 25 negara Asia-Afrika yang akan
diundang
* Menentukan empat tujuan pokok KAA berikut
ini:
ü Memajukan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika
demi kepentingan bersama
ü Membahas dan meninjau persoalan ekonomi,
sosial, dan budaya
ü Membahas dan berusaha mencari penyelesaian
masalah kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme
ü Memperkuat kedudukan dan peranan Asia-Afrika dalam
usaha perdamaian dunia
KAA diselanggarakan di
Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18 -24 april 1955. Konferensi ini dihadiri
oleh 23 negara Asia dan 6 negara Afrika.
Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan, Sri Lanka,
Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailand,
Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia
dan Yaman. Adapun negara–negara dari benua Afrika adalah Mesir, Ethiopia,
Libya, Sudan, Liberia dan Pantai Emas ( sekarang Ghana). Konferensi Asia Afrika
berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat perhatian dunia saat itu. Indonesia
pun tidak lepas dari perhatian dunia karena menjadi tuan rumah. Konferensi Asia
Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan penting
tersebut sebagai berikut :
* Memajukan kerja sama antarbangsa di
kawasan Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan
* Menyerukan kemerdekaan Aljazair, Tunisia,
dan Maroko dari penjajahan Prancis
* Menuntut pengembalian Irian Barat
(sekarang Papua) ke Perda Indonesia dari Aden kepada Yaman
* Menentang diskriminasi dan kolonialisme
* Ikut aktif dalam mengusahakan dan
memelihara perdamaian dunia
Selain beberapa
keputusan penting tersebut, Konferensi Asia Afrika juga mencetuskan dasasila
bandung atau disebut juga "bandung declaration". Penyelenggaraan KAA
didasarkan pada beberapa hal :
* Persamaan nasib dan sejarah, yaitu
bangsa-bangsa di Asia-Afrika terutama pernah mengalami penjajahan
* Kesadaran untuk memperoleh kemerdekaan
* Kecemasan akan persaingan Blok Barat dan
Blok Timur
* Perubahan politik pada tahun 1950-an,
yaitu berakhirnya Perang Korea (1953).
Akibat Perang Korea,
semenanjung terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.
Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan adanya intervensi
dari blok yang bersaing
* PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog
antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang
menjembatani dialog antarnegara tersebut
* Persamaan masalah sebagai negara yang
masih terbelakang dan berkembang Adapun penyelenggaraan KAA mempunyai tujuan
berikut:
ü Mengembangkan saling pengertian dan kerja
sama antarbangsa Asia-Afrika dan meningkatkan persahabatan
ü Membicarakan dan mengatasi masalah-masalah
sosial, ekonomi, dan kebudayaan
ü Memperhatikan masalah khusus terkait dengan
kedaulatan, kolonialisme, dan Imperialisme
ü Memerhatikan posisi dan partisipasi
Asia-Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia Internasional
B. Arti Penting Konferensi Asia-Afrika
KAA yang dilaksanakan
dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh yang besar bagi
bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA berpengaruh sangat
besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di
seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk
tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya
Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam.
1. Pengaruh KAA bagi Indonesia:
ü Ditandatanganinya persetujuan dwi
kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC (seseorang yang memegang dwi
kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti
kewarganegaraan).
ü Adanya dukungan yang diperoleh , yaitu berupa
keputusan KAA mengenai perjuangan merebut irian barat dalam forum PBB.
2. Pengaruh KAA bagi Negara-Negara
Asia-Afrika:
ü KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan
kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka. Bangsa-bangsa
Asia-Afrika yang merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia
dan Sudan (1956), Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo,
Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960
).
3. Pengaruh KAA bagi Dunia:
ü Berkurangnya ketegangan dunia
ü Amerika Serikat dan Australia mulai berusaha
menghapuskan ras diskriminasi di negaranya.
ü Munculnya organisasi Gerakan Non-Blok (GNB)
yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari Blok Barat dan Blok Timur.
ü Belanda mulai kebingungan menghadapi Blok
Afro-Asia di PBB.
Berikut ini makna dan
arti penting terselenggaranya KAA:
* Merupakan pendorong kemerdekaan
bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk lepas dari cengkraman imperialism dan
kolonialisme barat.
* Menjadi pendorong lahirnya Gerakan
Nonblok.
* Merupakan pencetus semangat solidaritas
dan kebangkitan negara Asia-Afrika dalam menggalang persatuan.
* Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa
yang sudah maupun belum merdeka.
* Mulai diikutinya politik luar negeri bebas
dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
* Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa
Asia-Afrika akan potensi yang dimiliki.
* Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung
oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan
ketegangan dunia.
* Mulai dihapuskannya praktik-praktik
politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
C. Peran Indonesia Dalam Konferensi
Asia-Afrika
Setelah perang dunia ke
II selesai, muncul dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu blok barat dan
blok timur. Sikap bangsa Indonesia terhadap adanya dua kekuatan tersebut tidak
mau memihak salah satu blok. Sebagai warga negara penganut politik luar negeri
bebas aktif, bangsa Indonesia mengambil jalan sendiri untuk tetap memelihara
perdamaian dan meredakan, ketegangan dunia akibat perang dingin.
Salah satu upaya bangsa
Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan
persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika. Bersama dengan
negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri Lanka dan Burma ( Myanmar ). Bangsa
Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi sponsor pelaksanaan konfersi
asia afrika. Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di
samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan
diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA.
Hal ini membuktikan
prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu
kegiatan yang bersifat internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan
penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya Konferensi tersebut
Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di
berbagai bidang dan tidak ingin
tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.