SOFTSKILL
PERILAKU KONSUMEN
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN DAN
KONSUMSI
Nama :
Septiani Permata Sari
Kelas
: 3EA32
NPM :18213393
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2015 / 2016
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN DAN
KONSUMSI
Pengertian
Budaya
Budaya merupakan konsep yang
meliputi banyak hal (luas). Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh
proses pemikiran individu dan perilakunya.Budaya adalah hal yang diperoleh. Ia
nya tidak dimasukkan mewarisi respon dan kecenderungan. Kerumitan dari
masyarakat modern merupakan kesungguhan dimana budaya jarang memberikan
ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. Budaya terutama dijalankan
oleh keadaan yang batasannya cukup bebas pada perilaku individu dan oleh
pengaruh fungsinya dari institusi seperti keluarga dan media massa. Kemudian,
budaya memberikan kerangka dalam yang mana individu dan rumah tangga gaya hidup
menyusun. Batasan dimana perangkat budaya dalam perilaku disebut norma, yang
merupakan aturan sederhana dimana menentukan atau melarang beberapa perilaku
dalam situasi yang spesifik. Norma dijalankan dari nilai budaya. Dimana nilai
budaya adalah kepercayaan yang dipertahankan dimana menguatkan apa yang
diinginkan. Pelanggaran dari norma budaya berakhir dengan sangsi yang merupakan
hukuman dari pencelaan sosial yang ringan untuk dibuang dari kelompok.
Kebudayaan
dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari
bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengelolaan tanah menjadi
tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
kata buddayah. Kata budayyah berasal dari kata budhi atau akal. manusia
memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak
(karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2.
Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui
proses belajar
3.
Kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,rasa, dan cipta masyarkat. Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedagkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,religi, seni, dll, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Pengertian perilaku konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Pengaruh
Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Faktor budaya merupakan suatu yang paling memiliki pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang, terutama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku
pembelian. Dalam perkembangan sejarah budaya konsumsi maka masyarakat konsumsi
lahir pertama kali di Inggris pada abad 18 saat terjadinya tekhnologi produksi
secara massal. Tekhnologi yang disebabkan oleh berkembangnya revolusi industri
memungkinkan perusahaan-perusahaan memproduksi barang terstandarisasi dalam
jumlah besar dengan harga yang relatif murah.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami
perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja. Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak
dan simbol yang mempunyai makna, yang membantu individu berkomunikasi,
memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi. Budaya tidak hanya bersifat
naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada perilaku yang dapat diterima
didalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku yang dipengaruhi budaya,
meliputi: (James Engel,2002 :70).
a. Rasa
dan ruang
b. Komunikasi
dan bahasa
c. Pakaian,
penampilan
d. Makanan
dan kebiasaan makan\
e. Waktu
f. Hubungan
(keluarga, organisasi, pemerintah, dsbnya)
g. Nilai
dan norma
h. Kepercayaan
dan sikap
i.
Proses mental dan pembelajaran\
j.
Kebiasaan kerja
Struktur
Konsumsi
Dari bahasa belanda consumptie, ialah suatu kegiatan
yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa
barang maupu jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk
tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau
distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya
Konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu
produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya
memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Secara matematis struktur
konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari
keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan
kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada
tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan
dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang
diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva
penawaran (S).
Kebudayaan yang
semakin berkembang mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula.
Kebudayaan secara tidak langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek
kehidupan manusia. Parapemasar dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan
cara melalui penjualan produk yang dijual pada konsumen serta pengaruhnya
terhadap pembelian dan konsumsi mereka. Seraya melihat perubahan-perubahan
nilai kebudayaan yang terjadi pada masyarakat.